Review Jurnal: Imunostimulan untuk Udang Vanamei
Hallo semua!
Membahas tentang kekebalan tubuh sangat penting bagi makhluk hidup ketika melawan patogen disekitar kita termasuk komoditas budidaya. Jurnal kali ini yang akan kita bahas adalah imunostimulan untuk udang vaname. Kedua bahan tersebut yang berpotensi sebagai imunostimulan adalah minyak ikan dan daun pepaya. Sebenarnya apa sih imunostimulan itu?
Nah, langsung aja ke review dibawah ini, untuk mengetahi apakah apkah bahan-bahan tersebut apakah bisa meningkatkan kekebalan udang
Berikut tautan jurnal yang kita bahas
Judul jurnal di review |
Suplementasi minyak ikan untuk peningkatan imunitas non spesifik udang vaname (Litopenaeus vannamei) Vina Olivia Indraswati, Supono, Asep Saefulloh 2014 |
Jurnal pembanding |
Kajian potensi ekstrak daun pepaya (Carica pepaya L) terhadap imunitas non spesifik udang vaname (Litopenaeus vannamei) Mona Monica, Wardiyanto, Oktora Susanti 2017 |
Sinopsis jurnal yang di review |
Udang vaname
adalah salah satu komoditas akuakultur yang bernilai tinggi. Keberhasilan
budidaya dipengaruhi oleh ketahanan dan pakan udang. Salah satu bahan yang
cukup berpengaruh adalah minyak ikan. Dipilihnya minyak ikan karena bahan ini
mengandung sumber energi serta asam lemak tak jenuh (contoh: linoleat). Asam
lemak tak jenuh yang bermanfaat sebagai obat yaitu EPA (eicosapentaenoic acid)
dan DHA (docosahexaenoic acid). Keduanya mampu menghambat aktivasi mikroba
karena lemak melapisi partikel pakan dan mencegah pelekatan bakteri. Imunostimulasi
adalah cara dalam meningkatkan ketahanan tubuh dengan penambahan mikroba
seperti β-glukan dan lipopolisakarida (LPS) atau sel bakteri yang telah
dimatikan, Pemberian imunostimulan dapat dilakukan dengan cara melalui pakan,
perendaman dan injeksi. Beberapa penelitian melakukan uji untuk mendapatkan
imunostimulan yang efektif menngkatkan kekebalan tubuh dan menanggulangi
penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan mikroorganisme berbahaya. |
Metode yang digunakan |
Waktu pelaksanaan: September-Oktober 2014 Lokasi: Marine Research Center MRC) PT. Central Pertiwi Bahari (CPB)
Sidomulyo, Lampung Selatan Bahan: pakan buatan, minyak lemuru dan minyak patin, udang vaname, isolat biakan Vibrio harveyi, preparat Prosedur penelitian:
THC dan DHC dihitung pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 30. Sedangkan AF dihitung pada hari ke-7 setelah uji tantang. Uji tantang dilakukan 21 hari pemberian pakan. Injeksi untuk uji tantang dengan bakteri V. harveyi 1x108 cfu/ml. |
Hasil |
Penurunan pada hari ke-7: masih beradaptasi dengan pemberian minyak dan dampak dari pemberian imunostimulan Peningkatan pada hari ke 14-21: minyak ikan berfungsi sebagai imunostimulan terutama minyak ikan lemuru yang lebih baik. Penurunan kembali pada hari ke 30: terjadi karena uji tantang pada hari ke 21 sehingga pertahanan berbeda. Hemosit akan bermigrasi ke tempat injeksi sehingga konsentrasi sel berkurang dan terjadi gumpalan setelah infeksi
Penambahan
minyak ikan dapat meningkatkan hyalin pada udang selama 30 hari. Minyak ikan
lemuru lebih tinggi disebabkan karena ikan lemuru neniliki kandungan protein
lebih tinggi. Komposisi minyak ikan laut lebih kompleks dan mengandung asam
lemak tak jenuh rantai panjang yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan
ikan air tawar
Nilai Sel granular paling tinggi didapat pada perlakuan minyak ikan lemuru pada
hari ke 21 yaitu 107.1 dan menurun pada hari ke 30 (sesudah uji tantang).
Peningkatan dari hari ke 7 dan seterusnya membuktikan proses fagositosis meningkat sehingga daya tahan tubuh udang meningkat
Sebaliknya, terjadi penurunan sel semi granular sejak hari pertama. Penurunan ini dipengaruhi oleh AF di daerah infeksi. Intensitas infeksi pada inang yang tinggi dapat menurunkan jumlah sel pada granulosit. Namun perlakuan dengan minyak ikan lemuru tetap yang tertinggi terutama pada hari ke 14 yaitu 173,4 sel/ml
Aktivitas fagositik menunjukan bahwa adanya kekebalan tubuh setelah diuji tantang. AF terbaik didapatkan oleh perlakuan minyak ikan lemuru. Perlakuan A bernilai 86,7% dan perlakuan B adalah 84,7%
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan minyak ikan lemuru meningkatkan nilai THC, DHC dan AF lebih baik dari perlakuan lainnya sehingga mempengaruhi RPS dan dapat meningkatkan imunitas udang vaname. |
Perbandingan jurnal yang di review dengan jurnal
pembanding |
Perbedaan antara kedua jurnal adalah pada metode penelitian (cara pemberian imunostimulan dan cara memperolehnya). Jurnal yang direview mengaplikasikan imunostimulan dengan melalui pakan sedangkan jurnal pembanding melalui imersi. Hal ini kemungkinan disebakan karena minyak akan sulit dieserap oleh insang dan justru akan mengganggu proses respirasi. Selain itu, kelengkapan informasi bagaimana cara memperoleh bahan imunostimulan, jurnal pembanding menjelaskannya secara lebih jelas. Pada jurnal direview, tidak diinfokan bagaimana memperoleh minyak ikan lemuru ataupun patin Dari segi parameter yang diamati, jurnal yang direview mengamati THC, DHC, AF dan RPS namun jurnal pembanding hanya mengamati THC, AF dan indeks fagositis. Penggunaan bakteri uji tantang juga berbeda |
Apa yang baru dari jurnal yang di review |
Penggunaan metode pemberian imunostimulan dengan pakan |
Bagaimana pendapatmu tentang jurnal yang di review
dan jurnal pembanding |
Kesimpulan dari keduanya, seharusnya masih diperlukan informasi lebih terkait penjelasan beberapa parameter (THC, DHC, AF, IF, RPS) agar pembaca bisa lebih memahami maksud dari parameter tersebut serta penjelasan tentang imunitas nonspesifik pada udang. Kedua jurnal ini masih menyimpulkan hasil saja tanpa memberikan interpretasi atau efek dari uji yang dilakukan Menurut saya jurnal ini cocok untuk pembaca yang hanya ingin mencari informasi nilai dari parameter untuk dibandingkan dengan jurnal lainnya |
Apa yang bisa dilakukan untuk penelitian
selanjutnya |
|
Komentar
Posting Komentar