Perekonomian Disaat Pandemi Terjadi (own observation)

Hi peeps! 
Aku yakin kalian semua pasti sekarang pasti di rumah saja dan menjalankan semua aktivitas dari rumah. Mulai dari kuliah, bekerja, berkomunikasi dengan teman dan lain-lain melalui media online. Yap, seperti yang sudah pemerintah Indonesia tegaskan, seluruh masyarakat Indonesia (bahkan seluruh dunia) wajib melakukan physical distancing atau mengkarantina diri untuk sementara waktu selama pandemi COVID-19 melanda dunia. Di beberapa daerah di dunia, bahkan sudah memberlakukan lockdown karena wabah ini sudah masif.
Aku pun sudah sebulan hanya di rumah saja. Bulan lalu, UTS sempat tertunda dan pihak kampusku menyusun semua sistem pembelajaran dan lainnya dilakukan dalam basis online. Banyak kampus dan sekolah harus melakukan lockdown juga dan menjalankan KBM melalui aplikasi seperti video call dan website tertentu. Kegiatan ini kemungkinan berlangsung hingga pergantian semester genap.
Lalu, aku sesekali berpikir. “Kampus sepi, sekolah juga sepi, bagaimana ya nasib orang-orang yang mencari nafkah di dekat sekolah atau kampus?” Contohnya, di sebelah timur kampusku ada jalan yang disana banyak orang yang berdagang sebut saja nama jalan itu Bara. Hari-hari biasa, di Bara-lah tempat mahasiswa mencari makanan, keperluan sehari-hari, keperluan ATK dan lainnya. Kalau kampus saja lockdown, sudah terbayang mereka yang berpenghasilan dari sana pasti akan sepi pembeli bahkan harus menutup sementara usahanya. Ya, akibat dari wabah ini salah satu aspek yang terganggu adalah ekonomi. Banyak bahkan semua masyarakat yang bekerja atau mempunyai usaha akan tidak berjalan lancar. Aku akan mengambil contoh dari sekitarku dan teman-temanku. Orangtuaku berpenghasilan dari warung sembako serta tambal ban di rumah. Sangat terasa perbedaan baik jumlah pembeli dan pemasukan. Pada pertengahan bulan lalu, ketika semua sekolah dan kampus di’libur’kan, jumlah pembeli mulai menurun. Tepat di depan rumahku adalah Universitas Islam Negri dan kampus tersebut juga menetapkan lockdown. Hal tersebut pemicu dari penurunan pemasukan dari warung ataupun tambal ban. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menaikan pemasukan dari warung dan tambal ban. Yang saat ini kami lakukan adalah mengurangi pengeluaran agar pendapatan masih bisa terkontrol.
Di sekitar rumahku, ada beberapa penjual makanan seperti penjual gorengan, soto, dan warung makan. Sudah jelas perekonomian mereka juga terganggu karena sepi pembeli. Seperti yang ku perhatikan, hari-hari biasa mereka dapat buka 8-10 jam per hari dan pada saat jam makan siang selalu didatangi pembeli. Namun sekarang, mereka terpaksa mengurangi waktu penjualan atau bahkan menutup jika dirasa hari tersebut tidak ada pembeli. Karena menurut mereka, jika tetap buka padahal sepi pembeli, mereka akan mengalami kerugian.
Pengalaman dari temanku yang keluarganya membuka warung kecil ayam geprek di rumah juga merasakan dampak signifikan dari pandemi ini. Temanku yang bernama Mustika ini bercerita bahwa walaupun sudah diberi diskon, masih tetap sepi pembeli. Mau tidak mau mereka mencari pemasukan lainnya yaitu dengan menjual makanan kemasan (cireng) yang lebih praktis dan kemungkinan bisa menambah pemasukan.
Banyak masyarakat yang kebingungan karena penurunan perekonomian mereka. Mereka mengharapkan pemerintah atau pihak berwajib meringankan beban mereka seperti pembayaran cicilan, listrik, ataupun bantuan lainnya yang menunjang kehidupan mereka. Aku sering melihat di berita bahwa banyak pekerja yang harus mengalami PHK atau pemulung yang kesusahan dan bingung mencari penghasilan darimana. Kadang aku merasa kebijakan pemerintah kurang memperhatikan masyarakat kecil sehingga membuat mereka makin sengsara.
Namun kembali lagi, memang negara kita belum bisa sepenuhnya sejahtera maka belum bisa memenuhi kebutuhan rakyatnya. Aku tahu bahwa sekarang pemerintah pasti bekerja keras melaman pandemi ini. Sekarang banyak dari kalangan publik figur yang menggalang dana untuk membantu masyarakat yang kekurangan atau UMKM. Kita pun yang masih bisa bertahan kalau bisa menyisihkan sedikit untuk membantu sekitar yang memerlukan.

Komentar