Hi peeps!
Sudah lama tidak upload review jurnal. Berhubung telah memasuki semester genap, template review jurnal sudah berubah dengan tampilan tabel yang berbeda serta ada perbaikan konten isi sehingga lebih mudah dipahami.
Jurnal yang di-review kali ini terinspirasi dari tema penelitian dosen untuk divisi laboratorium Kesehatan Ikan, yaitu tentang vaksin Mycobacterium pada ikan gurame. Karena menurutku perkembangan vaksin ini sudah banyak diteliti, maka aku memilih penelitian dengan vaksin bivalen yaitu antara Mycobacterium fortuitum dan Aeromans hydrophila.
Alasan lain aku memilih jurnal ini adalah sekaligus memperdalam pengetahuan tentang si Mycobaterium ini untuk (semoga) penelitian berkaitan teteng vaksin bakteri ini yang katanya juga susah dikultur, bersifat zoonosis dan lainnya. But it's ok, yang menantang lebih mengesankan.
Yuk langsung aja ke review!
Jurnal yang di review
(Judul, Pengarang, dan Tahun)
|
:
|
Uji Aplikasi Lapang Vaksin
Bivalen Hydrofortivac dan Vaksin Monovalen (Hydrovac Dan Mycofortyvac) pada
Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
Desy Sugiani, Otong Zenal
Arifin, Uni Purwaningsih, Asependi, Edi Farid Wadjdy
|
|
|
Proteksi Vaksin Monovalen Dan
Koktail Sel Utuh terhadap Ko-Infeksi Mycobacterium fortuitum dan Aeromonas hydrophila pada Ikan Gurame, Osphronemus gouramy
Uni Purwaningsih, Agustin Indrawati,
Angela Mariana Lusiastuti
Efektivitas Vaksin Bivalen
Aeromonas hydrophila dan Mycobacterium fortuitum untuk Pencegahan Infeksi
Penyakit pada Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
Desy Sugiani, Yani Aryati,
Tatik Mufidah, Uni Purwaningsih
|
Sinopsis jurnal yang di review
|
|
Ikan gurame merupakan salah
satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia namun sering kali
rentan terhadap infeksi bakteri Aeromonas
hydrophila dan Mycobacterium fortuitum. Bakteri tersebut dapat menyebabkan
penyakit yang bernama Motile Aeromonas
Septicemia (MAS) (penyakit bercak merah) serta Mycobacteriosis. Penyakit MAS dapat
menimbulkan kematian dari 10% hingga 70 %. Sedangkan penyakit Mycobacteriosis
dapat menyebabkan kematian dari 60% hingga 80 %. Beberapa penanggulangan
penyakit tersebut dilakukan dan salah satunya adalah dengan menggunakan
vaksin. Vaksin yang digunakan dalam penelitian ini adalah vaksin monovalen HydroVac
(mengandung bakteri inaktif A. hydrophila), monovalen MycofortyVac (mengandung bakteri inaktif M.
Fortuitum) serta bivalen HydrofortiVac (mengandung keduanya).
|
gejala klinis ikan yang terserang kedua bakteri patoken diatas |
Vaksin
HydrogalaksiVac adalah vaksin bivalen yang berisi 1010 CFU/mL
bakteri sel utuh A. hydrophila AHL0905-2 dan109 CFU/mL sel utuh M.
fortuitum 31 dengan perbandingan 1:1 v/v. Vaksin HydroVac merupakan vaksin monovalen
yang mengandung 1011 CFU/mL sel utuh (whole cell) bakteri A. hydrophila AHL0905-2 inaktif. Vaksin MycofortyVac merupakan vaksin
monovalen dengan komposisi 1010
CFU/mL sel utuh (whole cell)
bakteri M. Fortuitum-31 inaktif Menurut
penelitian sebelumnya, ketiga vaksin tersebut memiliki keunggulan
masing-masing dan terbukti meningkatkan sintasan ikan gurame. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aplikasi penggunaan vaksin terbaik dengan dosis
yang telah ditentukan sehingga lebih praktis dan efisien dalam penggunaan dan
dapat mencapai sintasan tertinggi pada fase pembenihan ikan gurame.
|
|
|
1. Persiapan vaksin dan hewan uji
Vaksin
yang digunakan adalah tiga jenis vaksin yaitu bivalen HydrofortiVac,
monovalen HydroVac, dan monovalen MycofortyVac dengan dosis yang telah
ditentukan. Pengaplikasian dilakukan dengan dua tahap yaitu dengan perendaman
dan oral. Ikan yang digunakan adalah benih gurame hibrid dengan ukuran 5,45
cm dan bobot 4,33 gram
2. Perlakuan uji lapang dilakukan di Kabupaten
Tasikmalaya (Kecamatan Padakembang dan Kecamatan Manonjaya) dan di Kabupaten
Ciamis (Kecamatan Cigayam) Provinsi Jawa Barat. Perlakuan yang digunakan
adalah perlakuan vaksin
HydrogalaksiVac, perlakuan HydroVac, perlakuan MycofortyVac, dan perlakuan kontrol (tanpa vaksinasi).
Waktu penelitian berlangsung pada Juni-Desember 2015. Pemeliharaan dilakukan
pada bak pendederan dengan padat tebar 40 ekor/m2.
3. Vaksinasi dengan perendaman: 0,2 mL vaksin untuk 1 L air, dengan
lama waktu perendaman adalah sekitar 60 menit.
Pada
minggu ke-6, dilakukan booster secara oral pada pakan dengan dosis 2-3 mL/kg bobot badan ikan. Pencampuran vaksin dalam pakan menggunakan
volume standar yaitu 3 mL vaksin untuk 1 kg ikan (0,003 mL/g ikan). Vaksin
diberikan 5 hari berturut turut dengan pakan
sebanyak 3% per bobot ikan.
4. Wawancara dilakukan dalam penelitian ini.
Wawancara dilakukan pada 30 responden yaitu pembudidaya pengguna vaksin.
Beberapa hal yang ditanyakan adalah pemahaman terhadap serangan wabah
penyakit, gejala klinis, tindakan pencegahan serta pengobatan yang pernah
dilakukan, pemahaman tentang vaksin serta faktor yang mempengaruhi keberhasilan
program vaksinasi nasional (GERVIKAN/Gerakan Vaksinasi Ikan)
5. Analisis data menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Sampling pengukuran pertumbuhan panjang dan
bobot ikan gurami dilakukan setiap dua bulan sekali dengan jumlah sampel 30
ekor/perlakuan
|
|
|
Pertumbuhan
terbaik terdapat pada perlakuan dengan mengunakan vaksin bivalen dan di semua
lokasi. Hal tersebut terbukti bahwa vaksinasi dapat meningkatkan level ketahanan tubuh ikan
dalam bentuk antibodi sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit potensial. Setelah enam bulan pemeliharaan dilakukan
panen ikan gurami dan diperoleh rata-rata panjang standar 13,38 cm; panjang
total 15,45 cm; tinggi standar 6,53 cm; tinggi total 7,96 cm; dan bobot
rata-rata 81,69 g.
Berikut
rataan sintasan dengan vaksin bivalen HydrofortyVac, monovalen Aeromonas
hydrophila, monovalen Mycobacterium fortuitum dan kontrol: 52,3% ; 32,5% ;
28,5% ; 25,8%
Hasil
yang didapat sudah terbukti dapat meningkatkan sintasan ikan 10%-20% lebih tinggi
dibandingkan dengan kontrol.
Perlu
diingat, manfaat dari uji lapang adalah memastikan bahwa vaksin yang
digunakan memiliki efektivitas dan
aman digunakan pada sistem budidaya
3. Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Vaksinasi
(Hasil Wawancara)
Faktor terserangnya ikan gurame oleh
penyakit dapat diperngaruhi hal seperti gangguan lingkungan, nutrisi yang
kurang baik, dan serangan penyakit. Penyakit bakteri nyatanya memang
menyerang paling banyak dan sering (Aeromonas hydrophilla dan Mycobacterium fortuitum) Dan ternyata salah
satu bakteri yang menyerang ikan gurame yaitu Mycobacteria memiliki potensi
zoonosis terhadap manusia.
·
Serangan
wabah penyakit
Pernah : 96,15%
Tidak pernah : 3,85%
·
Umur
benih yang terserang penyakit
<3 bulan : 33,33%
3-5 bulan : 54,17%
>5 bulan : 12,5%
·
Jenis
penyakit
Stress : 4%
Jamur : 20%
White spot : 8%
Bakteri Aeromonas :
48%
Jamur+bakteri : 12%
Diduga virus : 8%
Kebanyakan pembudidaya akan memisahkan
ikan yang sakit ke wadah lain dan meerendamnya dalam larutan garam. Salah
satu alasan pembudidaya tidak menyediakan vaksin adalah karena sulit
mendapatkan akses vaksin tersebut.
·
Tindakan
pengendalian
Herbal : 12,5%
Karantina+garam :
70,83%
·
Kesediaan
vaksin
Ya : 78,26%
Tidak : 21,74%
·
Faktor
pemilihan vaksin
o
Bentuk
Cair : 50%
Powder : 50%
o
Jenis
antigen
Monovalen : 20%
Polivalen : 80%
o
Harga
<100 ribu : 62,6%
100-200 ribu : 18,7%
o
Cara
Pemberian
Injeksi: 0%
Perendaman : 60%
Pakan : 40%
|
|
Perbandingan jurnal yang di
review dengan jurnal pembanding
|
|
Jurnal pembanding merupakan
jurnal dengan kata kunci serupa yaitu vaksin polivalen pada ikan gurame untuk
menanggulangi penyakit MAS dan Mycobacteriosis. Kedua jurnal sebelumnya lebih
menitikberatkan kepada kondisi darah atau aktifitas imun dalam tubuh ikan
setelah divaksinasi dan diuji tantang. Parameter yang diamati dalam jurnal
pembanding adalah gambaran darah, titer antibodi, uji respiratory burst (NBT), dan nilai RPS.
Sedangkan jurnal yang di review, lebih mengarah kepada pengeplikasian di
lapang dan bersifat semi eksperimentasl. Hal tersebut berdasarkan kepada data
yang diperoleh ada yang dari melakukan eksperimen serta wawancara dengan
pembudidaya. Selain itu, vaksin yang digunakan berbeda dalam segi pembuatan.
Vaksin bivalen serta monovalen dalam jurnal yang di review merupakan vaksin
yang sudah jadi atau tidak melewati pembuatan serta pengenceran dengan metode
khusus. Vaksin yang digunakan sudah terkandung dosis yang terbaik yang telah
dilakukan penelitian sebelumnya. Kedua jurnal pembanding terdapat uji tantang
yang menjadi tolak ukur mengetahui dosis yang terbaik. Jurnal yang di review
bertujuan untuk mengetahui potensi
yang terbaik dari kedua jenis vaksin tersebut (bivalen dan monovalen) pada
ikan gurami di kolam budidaya.
|
Apa yang baru dari jurnal yang
di review
|
|
Penelitian bersifat semi
eksperimental dan vaksin yang digunakan merupakan vaksin yang siap pakai
tanpa harus membuat dengan metode tertentu. Jurnal terkesan lebih simpel.
Kegiatan wawancara juga menjadi kekuatan dalam jurnal ini. Metode wawancara ini juga menjadi salah satu sumber data yang menguatkan bahwa apakah pembudidaya mengenal tindakan preventif jika ada introduksi patogen. Informasi yang
dicantumkan sudah sesuai judul yaitu pengaplikasian vaksin di wadah budidaya
sehingga tidak diperlukan uji dosis yang tepat bagi ikan gurame.
|
Bagaimana pendapatmu tentang
jurnal yang di review dan jurnal pembanding
|
|
Jurnal yang di-review cocok bagi
pembaca yang ingin mengetahui tentang aplikasi vaksin polivalen di lingkungan
budidaya ikan gurame serta ingin mengetahui bagaimana penggunaan vaksin di
budidaya. Sedangkan, jurnal pembanding bertujuan untuk membuktikan kerja
vaksin sehingga didapatkan pembuktian bahwa vaksin tersebut memang baik dan
mendapatkan dosis yang pas untuk diberikan kepada ikan. Jika pembaca ingin
mengetahui secara detail kerja vaksin polivalen hingga efeknya bagi sistem
imun dalam tubuh, jurnal pembanding lebih cocok sebagai referensi.
|
Apa yang bisa dilakukan untuk
penelitian selanjutnya
|
|
Penelitian yang bisa dilakukan
selanjutnya adalah vaksinasi dengan ikan yang berbeda serta parameter tentang
kondisi imunitas tubuh terhadap vaksin tersebut. Diperlukan juga adanya uji
tantang terhadap patogen spesifik.
|
Nah, begitulah review yang telah ku buat. Semoga dapat berguna bagi teman-teman yang membutuhkan referensi. Tautan jurnal akan aku taruh di bawah ini
Jurnal yang di-review
Jurnal pembanding 1
Jurnal pembanding 2
Data lengkap bisa dibaca di jurnal yaaa
See you!
Komentar
Posting Komentar