Review Jurnal: Monitoring Kualitas Air Pada Tambak Pesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Situbondo, Jawa Timur

Bulan Juli kemarin, gua sudah melaksanakan magang mandiri pertama gua di Situbondo. Output yang diminta dari kami adalah melakukan seminar hasil dari magang tersebut dalam bentuk file presentasi. Walaupun kebanyakan kami menceritakan tentang apa saja yang didapat, namun diperlukan beberapa studi pustaka yang mendukung. Jurnal yang akan gua review ini adalah salah satunya studi pustaka dalam presentasi karena jurnal ini cukup sederhana dan memiliki bagian pendahuluan yang baik. Jadi karena, ini review jurnal pertama gua, gua akan membahas dengan sistematika yang bisa dibilang agak amburadul dan mohon dimaklumi hehe. Teman-teman bisa banget kasih kritik serta saran untuk bisa kedepannya lebih baik lagi. Langsung aja yuk ke review jurnal!

Disclaimer: tulisan ini dibuat hanya sekedar menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan menulis saya sehingga kurang direkomendasikan sebagai acuan atau contoh utama. Mari menjadi pembaca yang bijak.

Judul : Monitoring Kualitas Air Pada Tambak Pesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Situbondo, Jawa Timur
Jurnal : Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Sumber: https://e-journal.unair.ac.id/JIPK/article/view/11298
Volume dan halaman : 6, 137-141
Tahun : 2014
Penulis : Fatchurizal Rama Putra dan Abdul Manan

Abstrak
jurnal yang berjudul Monitoring Kualitas Air Pada Tambak Pesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Situbondo, Jawa Timur berisi tentang pemantauan kondisi perairan di kolam pembesaran udang vanamei di Situbondo selama sebulan lamanya, parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, salinitas, pH, DO, amonia, serta BOD menggunakan metode deskriptif.
Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan satu bahas yaitu Bahasa Inggris. Abstrak berisi poin-poin dari isi jurnal mulai dari pendahuluan hingga hasil. Ini akan memudahkan pembaca untuk mengetahui gambaran dari isi jurnal.

Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari 5 paragraf. Paragraf pertama membahas tentang definisi udang serta kemunculan udang vanamei di Indonesia. Uadng vanamei memiliki keunggulan seperti, tidak mudah terserang penyakit, nafsu makan tinggi dan memiliki pangsa ekspor di dunia Internasional. Paragraf kedua menunjukan betapa pentingnya fase pembesaran udang. Maka, diperlukan perhatian dan teknologi yang memadai. paragraf selanjutnya menjelaskan tentang manajemen kualitas air dalam budidaya. Kualitas air meliputi kegiatan monitoring, pengelolaan dan perlakuan terhadap parameter kualitas air yang ditinjau dari faktor fisika, kimia dan biologi. Kegiatan ini harus dijalankan dengan baik agar dapat mendukung pertumbuhan budidaya udang yang cepat dan produktif. Paragraf terakhir berisi tentang tujuan yaitu mengetahui kondisi kualitas air pada  tambak pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Situbondo, khususnya di Balai Budidaya Air Payau, Situbondo
Pendahuluan sudah tersusun dengan baik dan mencakup definisi dari studi yang akan dilakukan serta tidak banyak informasi yang bertele-tele.

Metode
Studi dilakukan selama sebulan (16 Januari - 16 Februari 2012) di desa Klatak, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Parameter yang monitor adalah kecerahan, suhu, salinitas, oksigen terlarut, amoniak, nitrit, alkalinitas, BOD, pH dan plankton. Studi ini menggunakan merode diskriptif.
Metode deskriptif adalah salah satu metode penelitian yang penjadi pendukung terhadap objek penelitian serta mengananlisis faktor yang mempengaruhi (Arikunto & Suharsimi 2010). Data yang diperoleh adalah dari hasil wawancara terhadap misal petambak yang ada di sana. Hasil wawancara tersebut kemudian akan dianalisis sesuai dengan tujuan studi. Jadi, penulis yang melakukan studi ini tidak melakukan perlakuan terhadap air atu pengukuran tersendiri.
Metode termasuk sangat sederhana dan kurang mencakup informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan. Informasi detail justru terdapat pada Hasil dan Pembahasan. Hal ini dapat disebabkan karena studi menggunakan metode penelitian deskriptif.

Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini mencakup beberapa poin penting yaitu keadaan umum lokasi studi, persiapan tambak dan pengisian air, pengelolaan kualitas air, parameter fisika air, parameter kimia air, serta parameter biologi air
1. Keadaan umum lokasi studi
tambak pembesaran terbuat dari beton yang menjaga tambak lebih baik dan efisien. Terdapat inlet dan outlet air. Outlet tersambung dengan lubang di tengah yang berguna untuk penyiponan. Paralon yang digunakan berukuran enam inchi. Tambak dilengkapi kincir kupu kupu 1 HP dengan 380 volt dan diletakan secara berlawanan. Fungsinya adalah menangkap gas-gas beracun,
mensuplai oksigen, dan mengurangi amoniak yang ada didalam tambak
2. Persiapan tambak dan pengisian air
persiapan meliputi pengeringan tambak selama 4-5 hari dan pembersihan teritip yang terdapat di dinding tambak serta pemberantasan hama dengan menggunkan kaporit/klorin dengan dosis 30-40 ppm
3. Pengelolaan kualitas air
pergantian air dilakukan setiap hari dengan ketinggian 10 cm. pengeceken kualitas air setiap satu minggu sekali. Penyiponan dilakukan sebulan dua kali. Aplikasi probiotik seminggu dua kali dengan doisis 1-2 ppm atau tergantung kondisi udang.
4. Parameter fisika air
parameter ini mencakup kecerahan dan suhu. Telah disajikan tabel pengukuran kecerahan serta suhu selama 21 hari. Suhu yang terukur berkisar antara 25,8-30,4oC. cuaca pada lokasi mendukung adanya fluktuasi suhu yang bepengaruh pada nafsu makan ikan. Poin ini menjelaskan hubungan suhu dan oksigen serta pengaruhnya terhadap metabolisme.
5. Parameter kimia air
Parameter ini mencakup pengamatan terhadap salinitas, kandungan oksigen terlarut (DO), NH3, NO2, alkalinitas, BOD dan pH. Telah disajikan data parameter kimia air selama 4 minggu. Hasil pengukuran salinitas, DO, pH, alkalinitas masih dalam keadaan yang dapat ditolerir. Kadar amonia yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ikan lemas bahkan mengalami kematian. Dijelaskan bahwa alkalinitas berperan sebagai penyangga terhadap perubahan pH. Maka pengapuran adalah proses yang penting
6. Parameter biologi air
dalam parameter ini, diperhatikan jenis plankton dalam tambak. Plakton dalam perairan dapat sebagai stabilisator serta mempengaruhi kecerahan air tergantung kepada jenisnya. Tabel jenis plakton telah tersedia. Jenis plakton yang diharapkan adalah fitoplankton (Chlorella sp, Skeletonema sp.), jenis Diatomae (Chaetoceros dan diatomae lain), dan jenis Cyanobacteria. Sedangkan yang tidak diharapkan adalah beberapa jenis Dinoflagellata sp.
Pada bagian Hasil dan pembahasan kurang dijelaskan informasi yang penting seperti luas tambang, padat tebar udang dan jumlah kincir. hal tersebut bisa mendukung kajian kaitannya dengan parameter yang ada. Lalu, ada beberapa parameter kualitas air yang tidak dijelaskan seperti kecerahan, dan BOD serta penjelasan beberapa parameter kurang detail.

Komentar pribadi
Secara keseluruhan, jurnal ini cukup sederhana dan tidak terlalu detail. Hanya terdiri dari 4 halaman saja, jurnal ini lebih cocok dibaca bagi pembaca yang ingin mengetahui gambaran dalam monitoring kualitas air. Hal ini dapat disebabkan karena penulis menggunakan metode deskriptif yang memungkinkan dalam kegiatan studi bergantung kepada jawaban responden dan tidak dapat menentukan hubungan sebeb akibat. Selain itu, beberapa data kosong sehingga sulit dianalisis. Jurnal ini kurang cocok jika  menjadi daftar pustaka kegiatan ilmiah karena penulis sendiri tidak melakukan kegiatan lapang secara spesifik. Rata-rata setiap paragraf tidak memenuhi standar minimum yakni 3 kalimat. kesimpulan telah menjawab tujuan.

Daftar Pustaka terkait
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Terimakasih telah membaca. See you in the next post!

Komentar