Connecting the Dots : Setiap yang Kamu Lakukan Punya Peran

Setiap manusia memiliki tujuan serta jalan untuk menuju kesuksesan masing-masing. Banyak orang-orang sukses melalui rintangan terlebih dahulu sebelum sampai kepada kesuksesan tersebut. Teori connecting the dots merupakan teori yang dipopulerkan oleh Steve Jobs. Secara harfiah, connecting the dots artinya menyambungkan titik titik. Beliau berpendapat bahwa apa yang sedang kita kerjakan atau pelajari saat ini, pasti akan berguna atau berkaitan dengan apa yang akan kita temui di masa depan. Ibarat titik-titik adalah jalan kita menuju tujuan, kita sambungkan hingga mencapai klimaks. Nah, sekarang gua akan membagikan sedikit cerita yang berkaitan dengan topik kali ini. Walaupun disini gua masih berproses untuk menjadi lebih baik serta menciptakan titik-titik baru agar apa yang gua impikan tercapai.



What I have done
Back to three or four years ago, gua adalah anak SMA yang masih belum tahu akan berkuliah dimana atau bercita-cita seperti apa. Masa SMA banyak gua habiskan dengan belajar akademik, serta aktif menjalani kegiatan ekstrakulikuler. Selain itu, gua mengikuti kursus bahasa Inggris di salah satu instansi di kotaku. Ekstrakulikuler yang aku ikuti dalah seni vokal. Ya, gua sangat menyukai bernyanyi atau seni olah vokal. Gua juga menikmati beberapa karya seni musik juga. Gua bukan orang yang tahu segala hal tentang seni vokal, hanya kesukaan ini menjadi salah satu penyemangat di sela-sela penatnya sekolah ataupun kuliah. Ketika kuliah, gua mengikuti kelompok paduan suara di institut dan berpartisipasi pada acara-acara dan konser-konser. Akan tetapi, gua pernah merasa penat justru kepada kesukaan ini (bernyanyi) karena dunia choir yang sangat disiplin dan menyita waktu. Akhirnya gua sedikit mengurangi kegiatan ini. Selain itu, gua adalah orang yang tidak mau dikenal gabut alias tidak sibuk. Orang yang hanya menghabiskan waktunya di kamar atau berleha-leha adalah tidak produktif dan tidak seru. Sehingga, gua sering mendaftara atau mengikuti kepanitiaan atau kegiatan di kampus. Segala macam kepanitiaan gua ikuti mulai dari keagamaan, paduan suara hingga panitia fieldtrip. Lomba memasak serta volunteer pernah juga gua ikuti. Mindset yang gua bangun adalah kuliah itu tidak cuma belajar aja di kelas tapi harus explore ke yang lain, pasti lebih seru. Selain itu, wawasan serta relasi juga lebih luas. Ya, mungkin gua beum tahu manfaat punya teman-teman yang banyak, tapi gua sangat senang jika bertemu dengan orang-orang yang berbeda pandangan serta pikiran.

What I am doing now
Belakangan ini, gua lebih fokus kepada kuliah dan mendalami tentang ranah ilmu yang gua pilih yaitu akuakultur. Akuakultur bukan cita-cita sejak kecil. Waktu gua lebih banyak dihabiskan bersama teman-teman se-departemen dan mendalami tentang kegitan akukultur. Maka, gua sekarang sedang mengurangi kegiatan yang kurang berangkutan dengan akuakultur. Jadi, sekarang gua hanya mengikuti kegiatan lain yang sekiranya tidak mengganggu produktifitas belahar seperti ikut volunteer projek salah satu komunitas yang punya concern ke pengembangan pendidikan anak yaitu Smartbeeschooling. Tugas gua adalah membuat artikel yang bertemakan pendidikan anak atau parenting. Sekarang gua sedag menempuh semester 5 dan di semester ini tidak se-hectic semester sebelumnya. Gua juga sedang memperdalam kemapuan bahasa inggris dengan banyak menonton video di youtube serta membaca narasi berbahasa inggris. Selain itu, gua sekarang lebih sering berdiskusi tentang inovasi budidaya mikroalga bersama teman dan tertarik kepada pendalaman tentang penyakit ikan. Sekarang juga, gua kalo di kelas mengusakan tidak tidur (fyi, gua itu pelor dan bosenan apalagi kalo suar dosen kecil banget haha), mencatat hal penting yang diutarakn dosen sekaligua ponsel yang terkoneksi internet untuk langsung mencari istilah kurang dimengerti. Jadi, yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Diwaktu senggang, gua bisanya tetep menyalurkan hobi bernyanyi sambil main instrumen atau sekedar nonton drakor (drama korea) sebagai rewarding diri sendiri.

What I will do
Banyak banget yang mau gua lakukan dimasa yang akan datang. Gua bukan tipikal orang yang optimis atau bercita-cita sangat tinggi sebelum punya pijakan yang pasti atau pondasi untuk mencapainya. Ya, berkhayal pastinya ada, tapi percuma kalau mau ini itu yang ketinggian tapi gapunya pijakan yang kuat otomasti kalau jatuh pasti sakit. Gua juga adalah tipikla orang yang takut pada dikecewakan ataupun gagal. Seperti ada trauma dan pikiran takut untuk mencoba lagi. Jadi, dalam benak gua, gua akan menjadi seorang yang punya concern pada penyakit ikan atau lingkungan akuakultur entah teknisi akademik ataupun bekerja di laboratorium, gua belum tahu pasti. Untuk mencapai itu, gua harus sering baca dan update tentangnya. Seteleh mendaptkan gelar sarjana, gua punya mimpi ingin bekerja terlebih dahulu. Namun karena saran mama papa untuk melanjutkan pendidikan master, gua jadi tertarik dan sepertinya tidak slah kalu dilakukan. Dulu, keinginan gua untuk masuk PTN di Jawa seperti mimpi. Kenapa? Karena pertama masalah finansial. Keluarga gua adalah keluarga yang sederhana dan mama selalu mengajarkan budaya hemat serta menabung. Sehingga dulu gua berpikir kayaknya tidak mungkin deh kuliah jauh-jauh. Kedua adalah gua sendiri. Gua bukan anak yang jenius yang lihat soal matematika langsung bisa jawab tanpa coret-coretan. Bukan anak yang suka ngikut kompetisi ataupun olimpiade. Mungkin karena tekad dan kepercayaan diri serta doa yang selalu gua junjung tinggi, Tuhan memberi jalan terbaik untuk belajar di IPB.
https://www.wur.nl/en.htm
Dari situ, belakangan gua berangan-angan mau kuliah master di luar negri. Ya seperti biasa, gua bilang ga mungkin karena gua belum punya pondasi yang kuat. Pondasi yang sedang gua bangun adalah bahasa inggris, softskill, kepercayaan diri, serta pengetahuan tentang akuakultur. terbesit di otak gua, kalo gua mau jadi dosen. Dosen gua hampir merupakan lulusan master dan doktoral di luar negeri. Hal tersebut menjadi pacuan gua untuk sekolah di luar. Melalui riset kecil-kecilan, gua menemukan Wageningen University dengan mengambil jurusan akuakultur serta mencoba mengambil beasiswa STUNED. Yang unik dari universitas adalah mahasiswa lebih fokus kepada thesis track, bukan jurusan sehingga mahasiswa makin runcing tujuan belajarnya. Universitas Wageningen menjadi kampus terbaik dalam bidang research dan agriculture. Ya, meskipun menurut gua ini mimpi banget, toh tidak ada salahnya bangun pondasi yang kuat dulu. Mungkin gua belum tentu belajar disini, tapi masih banyak universitas yang memungkinkan sejalan dengan usaha gua. Jikapun harus mengambil master di dalam negeri, tidak apa karena kampus di Indonesia juga bagus. Semua itu bisa berubah tergantung usaha dan keyakinan diri sendiri. Gua cenderung menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya sebuah cita-cita. Makanya, gua cenderung fleksibel dalam menentukan tujuan hidup selagi tidak kelaur dari ranah studi yang sedang dijalani.

Seperti inilah kira-kira connecting the dots yang gua rancang. Jujur, membuat suatu perencanaan itu bagi gua sulit. Segala aspek kehidupan yang dinamis tidak bisa gua atur sesuai kemauan gua. Intinya usaha dan jangan menyerah. Gua pun masih di tangga terendah untuk mencapai kesuksesan yang gua tidak tahu ada dimana. Yang jelas, apa yang sedang dijalani dan diusahakan kedepannya punya garis tersendiri menuju kesuksesan, tidak akan ada titik yang tidak terhubung atau terabaikan.

Terimakasih sudah membaca, see you on the next post!

Komentar